NPM : 1B117040
A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal
dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat
berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk
realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Namun disisi lain penderitaan
merupaka sebuah memori yang gelap sehingga memunculkan rasa sedih akan menahan
sesuatu yang sangat bagi seseorang yang mengalami karena masalah seseorang
selalu berbeda dan biasanya permasalah yang ada disesuaikan dengan orang
tersebut ketika seseorang tidak bisa menahan saat itu seseorang merasakan
penderitaan karena tidak bisa mengatasi.
Penyiksaan adalah praktek atau tindakan sengaja menimbulkan
rasa sakit fisik yang parah dan mungkin cedera pada seseorang, meskipun
penyiksaan psikologis dan hewan juga ada. Penyiksaan telah dilakukan atau
disetujui oleh individu, kelompok dan negara sepanjang sejarah dari zaman kuno
sampai modern, dan bentuk penyiksaan dapat sangat bervariasi dalam durasi dari
hanya beberapa menit sampai beberapa hari atau bahkan lebih lama. Alasan
penyiksaan dapat mencakup hukuman, balas dendam, politik pendidikan ulang,
pencegahan, interogasi atau paksaan dari korban atau pihak ketiga, atau hanya
kepuasan sadis dari mereka yang melaksanakan atau mengamati penyiksaan.
Penyiksa mungkin atau mungkin tidak berniat untuk membunuh atau melukai korban,
tapi kadang-kadang penyiksaan sengaja fatal dan dapat menyertai bentuk
pembunuhan atau hukuman mati. Tujuannya juga mungkin untuk menimbulkan rasa
sakit tetapi tanpa menyebabkan cedera fatal, atau kadang-kadang cedera sama
sekali. Dalam kasus lain, penyiksa mungkin acuh tak acuh terhadap kondisi
korban. Ada juga penyiksaan yang bisa berakibat fatal pada akhirnya, tetapi di
mana upaya yang dilakukan tidak membunuh korban dengan cepat untuk memperpanjang
jangka waktu penderitaan.
Siksaan itu sendiri seperti luapan emosi akan masa lalu
yang dirasakan atau sebuah tindakan akan mengatasi masalah itu, namun biasanya
siksaan pada emosi layaknya gunung api yang menahan lava untuk keluar itu
sebuah pengandaian yang terjadi dalam gejolak hati.
A. Pengertian Kekalutan Mental
Kekalutan mental merupakan suatu penderitaan batin yang
dialami seseorang yang disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam
menghadapi permasalahan yang harus ia atasi sehingga orang tersebut mengalami
gangguan kejiwaan seperti bertingkah laku secara kurang wajar.
Kekalutan mental dapat dialami oleh berbagai status ataupun
tingkatan individu dalam masyarakat. Contoh kekalutan mental salah satunya yaitu,
apabila seseorang menginginkan suatu barang namun kemampuan yang ia miliki
tidak mungkin bisa untuk mendapatkan barang tersebut, maka cara apapun akan
dilakukan demi barang tersebut, sekalipun dengan cara yang tidak baik.
Keinginan yang mengebu-gebu ini akan mengakibatkan orang tersebut mengalami
kekalutan mental yang juga akan berdampak pada terjadinya agresi, regresi,
fiksasi, proyeksi, identifikasi, narsisme maupun autisme sehingga harus
berkonsltasi pada psikiater.Gejala-gejala
seseorang mengalami kekalutan mental :
- Pada
jasmani. Seseorang yang mengalami kekalutan mental akan sering merasakan
pusing, sesak napas, deman, serta nyeri pada lambung.
- Pada kejiwaan akan timbul rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah.
- Akan
timbul gejala-gejala pada jasmani maupun rohani yang telah disebutkan di
atas
- Orang
yang mengalami kekalutan mental akan laru dari permasalahan yang ia
hadapi, bukan menyelesaikan masalah tersebut.
- Mental akan down dan jiwanya akan mulai terganggu.
1. Kepribadian yang lemah
Seseorang yang merasa rendah diri atau minder akan dengan
mudah mengalami kekalutan mental. Ia yang merasa dirinya tidak sempurna
dibanding dengan orang-orang disekitarnya akan menyendiri. Hal ini menbuat
seseorang tesudut pada keadaan yang tidak mengenakan dan mentalnya akan hancur.
2. Terjadinya
konflik sosial budaya
Roda kehidupan terus berputar, tidak selamanya sesorang berada di titik paling atas. Biasanya pada orang yang kehidupannya mewah dan serba ada, akan mengalami kekalutan mental saat ia kehilangan seluruh harta yang ia miliki. Untuk menjalani hidup sehari-hari ia akan dihantui rasa ketakutan akan tidak dapat lagi merasakan kemewahan, sehingga jiwanya terganggu.
3. Cara
pematangan batinRoda kehidupan terus berputar, tidak selamanya sesorang berada di titik paling atas. Biasanya pada orang yang kehidupannya mewah dan serba ada, akan mengalami kekalutan mental saat ia kehilangan seluruh harta yang ia miliki. Untuk menjalani hidup sehari-hari ia akan dihantui rasa ketakutan akan tidak dapat lagi merasakan kemewahan, sehingga jiwanya terganggu.
Over acting dalam kehidupan sosial akan menimbulkan dampak
yang sungguh tidak mengenakan. Misalkan seseorang yang bertingkah berlebihan
dalam hidup bermasyarakat, akan menyebabkan banyak orang yang mungkin tidak
suka pada dirinya. Akan timbul pembicaraan yang tidak mengenakan hati
tentangnya. Apabila orang tersebut sadar bahwa banyak orang yang tidak suka
dengan tingkahnya, maka orang tersebut akan mengalami kelakutan mental yang
akan mengganggu jiwanya.
B. Proses-proses Kekalutan Mental
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang akan mendorongnya ke arah :
1. Positif
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
G. PENGARUH PENDERITAAN
B. Proses-proses Kekalutan Mental
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang akan mendorongnya ke arah :
1. Positif
Trauma yang ia hadapi akan membuatnya merenung dan akhirnya
sadar akan tingkahnya yang berlebihan. Ia akan mencari ketenangan dan
mendekatkan diri pada Allah dengan tujuan mendapatkan petunjuk untuk keluar
dari permasalahan yang sedang ia hadapi.
2. Negatif
-
Agresi
Kemarahan yang berlebihan yang akan membuat tekanan darah
seseorang menjadi tinggi dan mengakibatkan seseorang melakukan tindakan sadis
yang dapat membahayakan orang-orang di sekitarnya.
-
Regresi
Seseorang akan bertinggah seperti anak-anak (infantil).
Misal, mengangis hingga meraung-raung, menjerit-jerit, memecahkan barang.
-
Fiksasi
Meluapkan emosi pada diri sendiri. Misal, memukul-mukul
dada sendiri, membenturkan kapala pda benda yang keras.
-
Proyeksi
Mengungkapkan kelemahan serta sisi negatif diri sendiri
pada orang lain
- Identifikasi
Identifikasi yaitu menyamakan diri dengan seseorang yang
sukses dalam imaginasinya
- Narsisme
Mencintai diri yang berlebihan sehingga seseorang akan
merasa dirinya lebih bagus daripada orang lain
-
Autisme
Gejala menutup diri secara total dari dunia rill. Tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain dan ia puas dengan fantasinya sendiri yang
dapat menjurus ke sifat yang tidak wajar.
D. Penderitaan dan Perjuangan
1. Hubungan penderitaan dan perjuangan
1. Hubungan penderitaan dan perjuangan
Penderitaan merupakan resiko hidup yang sifatnya kodrati.
Untuk keluar dari penderitaan tentulah manusia itu sendiri yang berhak memilih
dengan cara apa ia keluar dari penderitaan. Terbebas dari penderitaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Untuk mencapai kelangsungan hidup
yang lebih baik, maka manusia harus berjuang dengan seluluh kemampuan yang
dimiliki. Selain berjuang, untuk terbebas dari penderitaan tentu harus disertai
dengan kesabaran dan doa. Karena hidup tidak selalu berada di atas atau bahagia.
Maka manusia harus optimis dan berusaha sert berjuang dalam menghadapi
kesulitan hidup.
–
Penderitaan, media massa dan seniman
Dengan adanya media masa di masa yang modern ini,
contoh-contoh penderitaan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat.
Dengan adanya media massa, semua berita dapat dirangkum dan dapat dinikmati
oleh masyarakat luas. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk menyiksa serta menindas orang lain.
Semakin hari semakin banyak berita tentang penderitaan yang
dapat kita jumpai. Hal ini membuat para seniman, terutama seniman perfilman
yang tidak jarang mendapat ide-ide cemerlamg untuk memfilmkan cerita tentang
penderitaan. Dengan harapan, film yang para seniman buat dapat menjadi
pelajaran bagi para penonton tentang cara keluar dari penderitaan serta menjadi
tameng untuk mencegah terjadinya penderitan bagi dirinya.
–
Pengaruh Penderitaan
2. Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan
2. Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan
Tidak semua dampak ari penderitaan merupakan dampak yang
negatif. Penderitaan harus diselesaikan. Karena keluar dari penderitaan berati
melanjutkan kehidupan dengan harapan membuat kehiduoan jauh lebih baik dari
sebelumnya. Dampak negatif yang mungkin timbul akibat penderitaan antara lain,
berkurangnya gairah hidup, membatasi segala gerak hidup, kecewa, putus asa
untuk melanjutkan hidup, dan lain sebagainya. Sedangkan dampak positifnya
yaitu, sikap optimis untuk menjalani segala lika liku kehidupan dengan sikap
lapang dada. Sikap keras untuk melawan penderitaa, bahkan membantu seseorang
untuk keluar dari penderitaan.
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara
berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat
kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha
mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau
menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya
itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini
membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain
yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah
menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya.
Penderitaan bisa mengakibatkan sebuah rasa terjatuh
menjadikan rasa semangat untuk memperbaiki karena semangat untuk berjuang
adalah salah satu untuk memperbaiki masalah yang lalu.
Dalam dunia modern sekarng ini kemungkinan terjasi
penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah di buktikan oleh kemajuan teknologi
dan sebagainya mensejahterkan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia
menderita. Penciptaan bom atom, reactor nukir, pabrik senjata, peluru kendali,
pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal
ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reactor
nuklir di Uni Soviet, kebocoran gas beracun di India, pengunaan peluru kendali
dalam perang Irak dan yang baru – baru ini terjadi di Jepang tepatnya di
Fukushima terjadi ledakan reactor nuklir yang menyebabkan radiasi nuklir yang
membahayakan kesehatan manusia,akibatnya masyarakat sekitar yang tinggal di
daerah tersebut harus di ungsikan ke tempat yang lebih aman.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi
lembaran Koran, layar TV. Pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang
menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat
menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan
dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk
meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini.
Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesame manusia terutam bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnys komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni,
sehingga para pembaca, penonton dapat menhayati penderitaan sekaligus keindahan
karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang
mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang di filmkan dengan judul “Arie
Hangara”.
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab
– sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai
berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena memperlakukan sesama tidak secara
kemanusiaan yang menjadikan sebuah kejahatan seperti memperlakukan pembantu
sewenang-wenangya itu yang menyebakan penderitaan bagi si korban dan sudah
selayak mendapat hukuman seberat-beratnya
Penderitaan lingkungan yang disebabkan oleh manusia
Penderitaan ini terjadi karena kelalaian manusia yang tidak
memahami kondisi alam dan setelah merusak tidak mencoba memperbaiki alam
seperti penebagan liar terhadap hutan di sini objek penderita adalah alam yang
mengalami sengsara ketika hujan datang air tidak memiliki penahan hujan dan
imbasnya kembali kemanusia yang lain sedangkan manusia yang terkena bukan lah
yang menebang melainkanorang tak bersalah bukankah ini merugikan orang lain.
Penderitaan yang timbul karen penyakit, siksaan / azab
Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab
Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan itu.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini di
ungkapkan dalam pribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak
berguna”, “Nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat
timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah
hidup.
Sikap positif yaitu sikap untuk merubah keadaan awal dengan
memperbaiki kesalahan agar tidak terjadi padanya yang kedua kali dengan
memahami bahwa dampak kediri kita tidak lah baik .
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan
oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para
penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk
mengdakan perubahan nilai – nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan
perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti
dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus
disingkirkan.
0 komentar:
Post a Comment